I.
PENGETAHUAN UMUM H2S
H2S adalah rumus
kimia dari gas Hidrogen Sulfida yang terbentuk dari 2 unsur Hidrogen
dan 1 unsur Sulfur. Satuan ukur gas H2S adalah ppm ( part
per milion ) atau % ( 1 % = 10.000 ppm ). Gas H2S
disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam belerang atau uap bau.
1. PROSES TERJADINYA GAS H2S
Gas H2S terjadi
karena proses alami sebagai produk ikutan dari penguraian /
dekomposisi zat-zat organik oleh bakteri atau karena sengaja
dibuat.
2. SIFAT FISIK DAN KARAKTERISTIK GAS H2S
A. Gas H2S
mempunyai sifat fisik antara lain :
· Berbau seperti
telur busuk pada konsentrasi 0,13
– 30 ppm
· Berat molekul :
34.08
· Auto ignition :
2600 C
· Boiling Point :
- 60.2 C
· Dapat
terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL (Lower
Explosive Limit )
4.3% ( 43000 ppm ) sampai UEL ( Upper
Explosive Limite )
46% ( 460000 ppm ) dengan nyala api berwarna biru pada temperature
500 0F
( 260 0C
)
· Berat
jenis gas H2S
sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan perbandingan berat jenis H2S
: 1.189 dan berat jenis udara : 1 ( 150
C , 1 atm
)
· H2S
dapat larut (bercampur) dengan air ( daya larut dalam air 437 ml/100
ml air pada 0 0C;
186 ml/100 ml air pada 40 0C
).
B. Karakteristik gas H2S
diantaranya adalah :
· Merupakan jenis gas
beracun.
· Tidak berwarna
· Gas
yang bisa terbakar / Flammable
gas dengan
nyala api biru, menghasilkan gas SO2
· Dapat
larut dalam air atau hidrokarbon
· Berat
jenis gas H2S
lebih berat dari udara, sehingga gas H2S
akan cenderung terkumpul di tempat / daerah yang rendah
· H2S
bersifat korosif sehingga dapat mengakibatkan karat pada peralatan
logam.
3. BATAS KONTAMINASI H2S
Batas kontaminasi H2S adalah nilai
ambang batas yang dimaksudkan sebagai pedoman standar paparan H2S
untuk dapat bekerja dengan selamat.
a. Menurut ACGIH , TLV-TWA /
Threshold
Limit Value-Time Weighted Average : didefinisikan sebagai jumlah / konsentrasi rata-rata gas dalam ppm
yang diperkenankan untuk pemaparan selama 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.
TLV – TWA H2S : 10 ppm
b. TLV – STEL (Treshold
Limit Value – Short Term Exposure Limit )
adalah jumlah rata – rata gas dalam ppm yang dapat diterima
seseorang dalam waktu 15 menit tanpa suatu efek kesehatan jangka
panjang.
TLV – STEL H2S : 15 PPM
4.
LOKASI SUMBER H2S
Gas H2S dapat
ditemukan di daerah gunung berapi, sumber belerang, minyak / gas
bumi, lokasi pembuangan limbah industri, peternakan atau pada lokasi
pembuangan sampah.
Khusus pada aktivitas dalam
bidang minyak/gas, H2S kemungkinan dapat ditemukan pada
aktivitas – aktivitas diantaranya :
· proses
pemboran : proses sirkulasi lumpur pemboran, pada saat gas keluar (
kick /
blow out ),
uji kandungan lapisan ( well
completion )
· pekerjaan
pada ruang tertutup ( confined
space ) :
aktivitas pembersihan tanki, pengukuran tanki, memasuki terowongan
· proses
/ pekerjaan perawatan sumur : cabut tubing,
penggantian packer
/ pompa
· aktivitas
produksi : kebocoran pipa, pengambilan sample
II.
PENGARUH H2S TERHADAP MANUSIA
DAN
PERALATAN
Aktivitas dalam bidang minyak dan gas sangat
berpotensi terhadap munculnya gas H2S yang merupakan jenis
gas beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, sehingga
dengan mengetahui bahaya gas H2S, akan dapat dilakukan hal – hal
yang berhubungan dengan perencanaan dan program Keselamatan,
Kesehatan dan Lindung Lingkungan.
1. PENGARUH H2S
TERHADAP MANUSIA
Gas H2S adalah gas beracun yang tidak
berwarna dan hanya dapat dikenali dari baunya pada konsentrasi
rendah. Kondisi tersebut tentunya sangat membahayakan kesehatan dan
jiwa seseorang yang terpapar.
Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat
bahaya gas H2S terhadap manusia, diantaranya adalah :
·konsentrasi
H2S,
semakin tinggi konsentrasi H2S
maka bahaya yang ditimbulkan juga semakin tinggi,
·lamanya
seseorang berada di lingkungan paparan H2S,
·frekuensi seseorang
terpapar,
·daya tahan tubuh.
Tabel 1. Tingkat konsentrasi H2S dan
efek fisik gas H2S
Tingkat H2S
(PPM)
|
Efek pada
manusia
|
0.13
|
Bau
minimal yang masih terasa
|
4.6
|
Mudah
dideteksi, bau yang sedang
|
10
|
Permulaan
iritasi mata
|
27
|
Bau
yang tidak enak dan tidak dapat ditoleransi lagi.
|
100
|
Batuk,
iritasi mata dan kehilangan rasa penciuman setelah 2 sampai 5
menit
|
200 - 300
|
Ditandai
dengan konjunktivitis (pembengkakan mata) dan iritasi sistem
pernafasan setelah 1 jam kontaminasi.
|
500 - 700
|
Kehilangan
kesadaran cessasi ( berhenti atau berhenti sejenak) sistem
respirasi dan kematian
|
1000-2000
|
Ketidaksadaran
seketika, dengan cessasi awal pernafasan dan kematian dalam
beberapa menit. Kematian dapat terjadi meskipun korban segera
dibawa ke udara terbuka
|
Sumber : American National Standards
Institute (ANSI Standard No. Z37.2-1972)
Efek fisik gas H2S pada tingkat rendah
dapat menyebabkan terjadinya gejala-gejala sebagai berikut :
·Sakit kepala atau
pusing
·Badan terasa lesu
·Hilangnya nafsu
makan
·Rasa
kering pada hidung, tenggorokan dan dada
·Batuk – batuk
·Kulit terasa perih
Pengaruh H2S terhadap tubuh manusia
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.pada saat H2S
terhirup lewat saluran pernafasan, maka gas H2S
akan mengiritasi selaput lendir yang menutupi saluran nafas. Iritasi
ini akan meliputi bagian hidung, tenggorokan dan pada jaringan paru –
paru.
b.dalam kondisi normal, di
dalam paru – paru, oksigen akan diserap ke dalam darah dan
ditransportasikan ke seluruh tubuh oleh Haemoglobin ( sel darah merah
). Jika seseorang menghirup udara yang telah tercampur dengan gas H2S
maka komposisi oksigen didalam darah akan tergantikan oleh H2S,
sehingga akan terjadi kekurangan oksigen pada sel tubuh. Aliran darah
yang membawa H2S
akan mengalir sampai ke otak dan akan menyerang pusat pengendali
sistem pernafasan dan lumpuhnya syaraf indera penciuman,
c.H2S
yang tercampur dengan air pada paru-paru akan menghasilkan asam
lemah. Asam lemah didalam paru-paru akan menyebabkan paru-paru
melepuh dan bengkak. Akibat fatalnya adalah paru-paru akan melemah
dan berhenti bekerja, sehingga seseorang dapat hilang kesadaran dan
meninggal.
2.PENGARUH H2S
TERHADAP PERALATAN
Selain berpengaruh dan
menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia, H2S
juga berpengaruh terhadap peralatan logam karena H2S
bersifat korosif pada logam. Pada prakteknya untuk aktivitas bidang
minyak dan gas, kondisi tersebut dapat terjadi pada pipa – pipa
saluran atau pada tanki – tanki logam, sehingga diperlukan
penganganan khusus untuk menghindari korosi yang akan berakibat pada
keretakan atau kebocoran. Selain itu H2S
juga akan menyebabkan karat besi sulfida / Ferrous
sulfide (FeS)
pada logam besi. FeS tersebut
bersifat phyroporic,
yang jika bereaksi dengan oksigen di udara akan menghasilkan panas.
Ditulis kembali oleh : Budi
Kurniawan
Sr. H2S Engineer PT. Elnusa
sumber :http://h2ssafety.blogspot.com/